Bungkam Soal Kwitansi Rp60 Juta

DENPASAR, koran bali post hari iniPihak RSUP Sanglah masih bungkam dan enggan memberikan klarifikasi terkait pengakuan seorang pegawai yang menyebutkan membayar uang senilai Rp 60 juta untuk bisa bekerja sebagai pegawai di RSUP Sanglah. Uang tersebut diserahkan melalui Lanang Sudiartha, yang disebut-sebut memiliki kedekatan dengan pihak pejabat RSUP sanglah.

Saat dihubungi via telpon dan SMS, Senin (8/7) kemarin, Direktur Umum dan Operasional RSUP Sanglah, Lanang Suartana Putra, tidak memberikan klarifikasi tentang kebenaran  tentang kwitansi yang ditunjukan kepada Pos Bali. Ketika Pos Bali mendatangi pihak Humas RSUP Sanglah, tidak ada satu pun pegawai yang memberikan komentar.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, seorang pegawai aktif di RSUP sanglah memberikan pengakuan mengejutkan. Ia mengatakan dirinya membayar sejumlah uang kepada pihak RSUP Sanglah melalui Lanang Sudiartha, yang konon merupakan keluarga dari seorang pejabat RSUP Sanglah yang masih aktif. Penyetoran uang tersebut dibuktikan dalam beberapa kwitansi dan tertera nama Lanang Rudiartha.

Dalam kwitansi tersebut, terdapat keterangan jika keperluan uang sebesar 60 juta adalah untuk kerja. Sedangkan keterangan penyetor uang dan penerima uang atas nama Lanang Sudiartha .“Saya tanya ke bapaknya itu, kok aneh kwitansinya ditulis begini? Kan seharusnya nama saya sebagai penyetor, dan bapak Lanang sebagai penerima yang dibubuhi tanda tangan. Tetapi dia bilang tenang saja, kamu kan mau kerja,” katanya sumber yang tidak ingin namanya disebutkan ini, beberapa waktu lalu.

Dikisahkannya, ketika ia menyetorkan uang tersebut, Lanang Sudiartha menjanjikan akan memberikan jatah Pegawai Negeri Sipil (PNS) kepada dirinya. Lanang Sudiartha juga menjanjikan akan memprioritaskan dirinya selama bekerja di RSUP Sanglah. “Katanya sih waktu itu kalau ada tes PNS, saya akan masuk dan orang dalam yang mengurus semuanya,” kisahnya.

Kwitansi tersebut terbagi dalam beberapa bagian, dengan angka bervariasi. Dalam dua kwitansi yang ditunjukan pegawai tersebut ke Pos Bali tertera angka 15 juta dan 5 juta.Pada kwitansi dengan angka 15 juta dilengkapi dengan metrai enam ribu. Transaksi tersebut terjadi pada bulan September 2013 lalu. 015