Uniknya Tenun Gedog, Kain Asli Tuban

Bisa Dipakai Menggendong Kayu

Anda mungkin jarang mendengar kain tradisional yang satu ini, tenun gedog. Selain namanya unik, alasan di balik penamaan kain tenun ini sebenarnya berasal dari alat pembuatnya. Karena bunyi yang dihasilkan oleh alat tenun ketika proses pembuatan kain sering menimbulkan bunyi dog…dog…dog, akhirnya dibuatlah nama kain tenun gedog.

Tuban, merupakan salah satu wilayah yang terletak di provinsi Jawa Timur yang menjadi tempat asal kain tenun gedog ini. Dari daerah itulah banyak tercipta kain-kain tenun yang indah. Yang membuat tenun gedog terasa begitu istimewa adalah proses pembuatan tenun gedog yang sangat panjang. Hal tersebut diakui Nurul yang merupakan salah satu pengrajin Gedog seperti dilansir vemale.com saat pameran Crafina di JCC Senayan.

“Kami memprosesnya dari awal sekali, yaitu dengan memanen pohon kapas terlebih dahulu. Setelah itu, lanjut memintal kapas menjadi benang, dicelupkan ke kanji agar kaku, lalu mulai proses tenun, baru dicelup warna,”cerita Nurul sambil menjelaskan secara detail bagaimana proses tenun gedog dibuat di Jakarta Jumat (28/11).

Menurutnya, kain tenun gedog memang cukup kaku dan sedikit keras dibandingkan dengan tenun kebanyakan dari daerah lainnya. “Karena asli tenun gedog itu di Tuban dipakai untuk menggendong kayu dari ladang, untuk taplak meja, dan kegiatan sehari-hari lain,” terangnya.

Untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pasar, bentuk kerajinan gedog diinovasi sedemikian rupa. Mulai dari kain tenun gedog, kain tenun motif non-gedog, kain batik non-gedog, sampai kain seser. Kain tenun gedog itu kain hasil proses tenun yang berhiaskan motif gedog. Sedangkan kain batik gedog terbuat dari bahan kain non-tenun yang berhiaskan motif gedog.

Sedangkan untuk motif, gedog memiliki beberapa motif khas seperti burung lokcan, panji konang, panji serong, ganggeng, kembang randu, kembang waluh, cuken, melati selangsang, satriyan, kijing miring, likasan kothong hingga guntingan. “Kain tenun gedog itu cirinya dapat terlihat pada bagian benang yang tidak sama besar, tipis ataupun tebalnya, karena kami memintalnya sendiri. Jadi ada yang tebal sekali, ada yang tipis. Semua dibuat manual dengan tangan,” ucap Nurul.

Waktu pengerjaan tenun gedog bisa sampai satu bulan untuk satu kain. Warna-warna kain tenun gedog juga didominasi dengan warna-warna alam, seperti cokelat, biru, hijau hingga krem. Nurul juga menambahkan karena kain tenun gedog juga memakai pewarna alami, seperti daun-daunan dan kayu.

Untuk selendang gedog berukuran 2 meter dimulai dari harga Rp 400.000,00 sampai Rp 500.000,00 sedangkan untuk kainnya, dijual dengan harga Rp 1.500.000,00 sampai Rp 2.000.000,00. “Kalau kain batik non-gedog, murah, hanya 150-300 ribu. Karena dia bahannya bukan gedog, hanya motifnya saja yang gedog. Tapi kalo kain dan motifnya asli gedog, itu yang mahal,” tutup Nurul

Anda tertarik menambah koleksi kain tenun Anda, Ladies? Coba juga koleksi kain tenun gedog yang berasal dari Tuban. 003/net